preloader
BEST PRACTICE UNTUK PERMASALAHAN GIZI ANAK

BEST PRACTICE UNTUK PERMASALAHAN GIZI ANAK

Permasalahan gizi anak—seperti stunting, gizi buruk, wasting, maupun obesitas—masih menjadi isu penting dalam dunia kesehatan anak, khususnya di Indonesia. Gizi yang tidak seimbang dapat menghambat tumbuh kembang fisik, menurunkan kemampuan kognitif, dan melemahkan daya tahan tubuh anak.

Namun, masalah gizi bukanlah kondisi yang tidak bisa diatasi. Dengan best practice yang tepat dan berkelanjutan, orang tua, keluarga, serta lingkungan sekitar bisa berperan aktif dalam menjaga dan memperbaiki status gizi anak. Berikut penjelasan lengkapnya.

Penyebab Permasalahan Gizi Anak

Menurut Kementerian Kesehatan RI, ada tiga penyebab utama masalah gizi pada anak:

  1. Asupan Makanan yang tidak mencukupi kebutuhan nutrisi
  2. Pola Asuh yang kurang tepat dalam pemberian makan anak
  3. Pelayanan Kesehatan yang tidak optimal, termasuk akses ke edukasi gizi

Permasalahan gizi bisa dimulai sejak masa kehamilan dan berlanjut hingga bayi lahir dan memasuki usia balita. Golden period (0–2 tahun) adalah masa krusial dalam pembentukan fondasi tumbuh kembang anak.

Dampak Kekurangan Gizi Anak

Kekurangan gizi berkepanjangan dapat menimbulkan berbagai masalah, seperti:

  • Gizi buruk: status gizi sangat rendah, anak tampak kurus, lesu, dan kehilangan jaringan lemak.
  • Stunting: tubuh anak lebih pendek dari standar usianya karena kekurangan gizi kronis.
  • Wasting: berat badan anak sangat rendah dibanding tinggi badannya.
  • Kekurangan mikronutrien seperti zat besi atau protein, yang dapat mengganggu imunitas dan fungsi otak anak.

Menurut Dr. dr. Tinuk A. Meilany, Sp.A(K) dalam siaran live Radio Kesehatan (27/1/2022):

“Masalah gizi sering terjadi karena pola makan tidak seimbang. Anak terlalu sering mengonsumsi camilan tinggi karbohidrat dan rendah nutrisi, sehingga kekurangan vitamin atau protein. Jika berlebihan, malah bisa menyebabkan obesitas.”

Tanda-Tanda Anak Mengalami Gizi Anak Buruk

Beberapa gejala anak kekurangan gizi antara lain:

  • Nafsu makan rendah
  • Wajah tirus, tampak lesu dan tidak ceria
  • Rambut rontok dan kusam
  • Kulit kering dan bersisik
  • Penurunan berat badan drastis
  • Rentan sakit
  • Pertumbuhan tinggi dan berat badan lambat

Faktor Risiko Tambahan Gizi Anak

Meski genetik berperan dalam tinggi badan anak, faktor lain seperti:

  • Asupan nutrisi
  • Aktivitas fisik
  • Kebersihan lingkungan
  • Hormon

…juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan anak secara keseluruhan.

Best Practice: Solusi Terbaik Permasalahan Gizi Anak

Berikut adalah langkah-langkah efektif yang dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan gizi anak:

1. Pemenuhan Gizi Seimbang

Pastikan anak mendapatkan semua komponen gizi, termasuk karbohidrat, protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral. Jangan hanya fokus pada makanan pokok, tapi juga sayur, buah, dan protein hewani/nabati.

2. Jadwal Makan Teratur

  • Makan utama 3 kali sehari (pagi, siang, malam)
  • Camilan sehat 1–2 kali sehari (buah, yogurt, biskuit gandum, dll.)
  • Hindari camilan tinggi gula dan garam secara berlebihan.

3. Edukasi Gizi untuk Orang Tua

Pemahaman orang tua sangat penting. Memberi anak vitamin saja tidak cukup jika pola makan sehari-hari tidak diperbaiki. Edukasi tentang porsi makan, variasi makanan, dan tanda-tanda kekurangan gizi perlu diberikan.

4. Pantau Tumbuh Kembang Anak

Lakukan pemeriksaan berkala di posyandu atau fasilitas kesehatan untuk mengukur tinggi, berat, dan lingkar kepala anak. Ini bisa mendeteksi dini masalah gizi.

5. Libatkan Anak dalam Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik membantu metabolisme dan menjaga berat badan ideal. Ajarkan anak bermain di luar, olahraga ringan, atau aktif membantu kegiatan rumah tangga.

Kesimpulan

Permasalahan gizi pada anak bukan hanya masalah medis, tapi juga masalah edukasi dan pola hidup. Dengan pendekatan menyeluruh—melibatkan pola makan, edukasi keluarga, pemeriksaan kesehatan, dan dukungan lingkungan—anak-anak Indonesia dapat tumbuh sehat, cerdas, dan kuat.

Mari kita mulai dari rumah, dengan langkah kecil dan konsisten, untuk mencegah stunting dan masalah gizi lainnya demi masa depan anak yang lebih baik.

Narasumber: Dr. dr. Tinuk A. Meilany, Sp.A(K)RSAB Harapan Kita

Terwujudnya pelayanan kesehatan Ibu dan Anak yang aman dan berkualitas dengan pelayanan unggulan Birth Defect Integrated Center (BIDIC), Perinatal Terpadu dan Rujukan, dan Teknologi Reproduksi Berbantu melalui kerjasama tim, jejaring, dan sistem rujukan serta terselenggaranya pendidikan, pelatihan, dan penelitian yang terintegrasi dengan aktivitas pelayanan