preloader
RSAB HARAPAN KITA LUNCURKAN SKRINING TALASEMIA NASIONAL

RSAB HARAPAN KITA LUNCURKAN SKRINING TALASEMIA NASIONAL

Jakarta – Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kesehatan anak bangsa dengan melaksanakan Skrining Talasemia Nasional dan edukasi massal bagi masyarakat. Kegiatan ini tidak hanya berfokus pada deteksi dini penyakit genetik talasemia, tetapi juga memperkenalkan inovasi pengambilan sampel menggunakan air liur (saliva) yang tahan lama dan efisien untuk program skrining berskala nasional.

RSAB Harapan Kita Dorong Deteksi Dini Talasemia di Indonesia

Direktur Utama RSAB Harapan Kita, dr. Ockti Palupi Rahayuningtyas, MPH., M.H.Kes., menegaskan pentingnya skrining talasemia di Indonesia.

“Indonesia berada di sabuk talasemia dunia, yang berarti sangat banyak warga negara kita merupakan pembawa gen talasemia,” ujar dr. Ockti.

Kegiatan skrining ini diikuti oleh banyak keluarga, terutama para orang tua dan anak. Dalam kesempatan yang sama, RSAB Harapan Kita juga meluncurkan buku edukasi “Setetes Darah Sejuta Harapan”, yang mengisahkan perjuangan seorang anak penderita talasemia mayor yang berhasil mencapai tumbuh kembang optimal hingga duduk di bangku SMP kelas 3.

“Buku ini memberikan pesan bahwa dengan penanganan yang tepat, kualitas hidup pasien talasemia dapat ditingkatkan,” tambah dr. Ockti.

Inovasi Sampel Saliva: Solusi Efisien untuk Skrining Talasemia Nasional

Fokus utama kegiatan ini adalah penggunaan dua jenis sampel, yaitu darah dan saliva (air liur).

Dokter Genetika Klinik dr. dr. Lydia Pratanu, MS., menjelaskan bahwa RSAB Harapan Kita saat ini sedang memvalidasi inovasi penggunaan sampel saliva sebagai alternatif yang lebih praktis dalam pemeriksaan molekuler.

“Kami mengumpulkan dua macam sampel: darah untuk pemeriksaan hematologi sebagai skrining awal, dan air liur (saliva) untuk pemeriksaan molekuler lanjutan,” jelas dr. Lydia.

Menurutnya, sampel darah memiliki keterbatasan karena mudah rusak dan tidak tahan lama, sehingga menjadi kendala besar untuk program skrining nasional — terutama bagi wilayah terpencil seperti Aceh, Kalimantan, dan Papua.

“Saliva adalah terobosan baru. DNA dari saliva bisa sebaik DNA dari darah untuk pemeriksaan molekuler dengan teknologi NCS. Dengan kit khusus, sampel saliva bisa bertahan berbulan-bulan di suhu ruangan, membuat pengiriman jarak jauh lebih mudah dan aman,” tambahnya.

Edukasi dan Harapan untuk Generasi Bebas Talasemia

Selain pemeriksaan, kegiatan ini juga menghadirkan sesi edukasi kesehatan bagi para Ayah dan Bunda yang melibatkan dokter spesialis anak, patologi klinik, dan genetika. Edukasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan talasemia sejak dini melalui skrining pranikah dan pemeriksaan keluarga pembawa sifat talasemia.

RSAB Harapan Kita berharap bahwa skrining massal, edukasi publik, dan inovasi penggunaan sampel saliva ini dapat menjadi langkah nyata menuju Indonesia Bebas Talasemia Mayor di masa depan.

Terwujudnya pelayanan kesehatan Ibu dan Anak yang aman dan berkualitas dengan pelayanan unggulan Birth Defect Integrated Center (BIDIC), Perinatal Terpadu dan Rujukan, dan Teknologi Reproduksi Berbantu melalui kerjasama tim, jejaring, dan sistem rujukan serta terselenggaranya pendidikan, pelatihan, dan penelitian yang terintegrasi dengan aktivitas pelayanan