PERAWATAN BAYI PREMATUR DI RUMAH
Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu. Karena organ tubuhnya belum matang, mereka membutuhkan perhatian khusus setelah pulang dari rumah sakit. Masa awal di rumah sangat penting karena bayi masih rentan terhadap infeksi, kesulitan menjaga suhu tubuh, dan masalah makan.
Orang tua perlu memantau asupan minum, suhu tubuh, pertumbuhan, dan perkembangan bayi secara cermat. Jadwal imunisasi serta pemeriksaan rutin—termasuk skrining penglihatan, pendengaran, dan tumbuh kembang—juga wajib diperhatikan.
1. Pemantauan Asupan Minum

Pemantauan minum bayi prematur penting untuk memastikan nutrisi terpenuhi, baik dari ASI maupun susu formula khusus. Catat jumlah (ml) dan frekuensi minum harian, karena kapasitas lambung bayi prematur kecil dan refleks mengisap belum sempurna.
Kenaikan berat badan ideal adalah 20–30 gram per hari. Jika kurang, dokter dapat menambahkan Human Milk Fortifier untuk meningkatkan kalori dan protein dalam ASI. Perhatikan juga tanda feeding intolerance seperti muntah, perut kembung, atau perubahan warna feses.
ASI tetap menjadi pilihan terbaik karena mengandung antibodi alami untuk melindungi bayi dari infeksi.
2. Pemantauan Suhu Tubuh dengan Metode Kanguru (KMC)

Kangaroo Mother Care (KMC) adalah metode perawatan bayi dengan menempatkan bayi di dada orang tua secara skin-to-skin. Cara ini efektif menjaga suhu tubuh bayi, menstabilkan detak jantung, dan meningkatkan berat badan.
KMC juga memperkuat ikatan emosional antara orang tua dan bayi, sekaligus mendukung perkembangan kognitif dan emosional anak di masa depan.
3. Pemantauan Imunisasi

Bayi prematur mengikuti jadwal imunisasi berdasarkan usia kronologis (tanggal lahir), bukan usia koreksi. Namun, beberapa vaksin seperti hepatitis B diberikan setelah berat badan mencapai 2.000 gram untuk efektivitas perlindungan.
Konsultasikan jadwal vaksinasi dengan dokter anak agar imunisasi tetap aman dan optimal, termasuk untuk vaksin BCG dan rotavirus.
4. Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan

Pemantauan pertumbuhan bayi prematur dilakukan menggunakan Grafik Fenton, mencakup berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala.
Selain pengukuran rutin, perhatikan juga frekuensi buang air dan jumlah popok basah sebagai indikator kecukupan nutrisi. Bila pertumbuhan lambat, dokter dapat menyarankan fortifier atau susu pasca-pulang untuk mendukung perkembangan otak dan organ vital.
5. Persiapan Pulang dan Perawatan di Rumah

Sebelum pulang, keluarga harus mendapatkan edukasi tentang tanda bahaya, cara menyusui, menjaga suhu, serta kapan harus segera ke dokter.
Kontrol pertama sebaiknya dilakukan 1–2 hari setelah pulang, disertai membawa ringkasan medis, catatan pertumbuhan, dan jadwal imunisasi.
6. Skrining: Mata, Pendengaran, dan Tumbuh Kembang

Skrining dini penting untuk mencegah komplikasi jangka panjang.
- Pendengaran: dilakukan dengan metode OAE atau ABR sebelum pulang.
- Penglihatan: bayi lahir <34 minggu atau <1500 gram perlu skrining Retinopathy of Prematurity (ROP) pada usia 4–6 minggu.
- Tumbuh Kembang: bayi prematur sebaiknya ikut program Long Term Follow Up untuk memantau perkembangan dan kesehatan secara berkala.
Kesimpulan
Perawatan bayi prematur di rumah membutuhkan kerja sama aktif antara orang tua dan tenaga medis. Dengan pemantauan yang teliti, nutrisi yang cukup, dan dukungan emosional, bayi prematur dapat tumbuh sehat dan mencapai perkembangan optimal.