CELAH BIBIR DAN LANGIT-LANGIT PADA ANAK
Celah bibir dan langit-langit atau dalam istilah medis dikenal sebagai cleft lip and palate, merupakan salah satu kelainan bawaan pada bayi yang cukup sering terjadi. Kelainan ini ditandai dengan adanya celah atau lubang pada bagian bibir, langit-langit mulut, atau keduanya. Celah tersebut bisa tampak di bagian tengah, kanan, atau kiri bibir bayi.
Apa Itu Celah Bibir dan Langit-Langit?
Celah bibir dan langit-langit terjadi akibat kegagalan penyatuan jaringan di area wajah dan mulut janin selama trimester pertama kehamilan. Normalnya, penyatuan ini selesai pada awal kehamilan, tetapi dalam kasus tertentu bisa terjadi gangguan sehingga terbentuk celah.
Sejak tahun 1995, istilah “bibir sumbing” mulai ditinggalkan dan digantikan dengan “celah bibir dan langit-langit”, karena dianggap lebih nyaman dan tidak mengandung stigma.
Kapan Celah Bibir Bisa Dikoreksi?
Menurut drg. Muhammad Syafrudin Hak, Sp.BM(K), MPH, Ph.D, dalam siaran radio kesehatan, celah bibir dan langit-langit adalah kondisi yang dapat diperbaiki dengan operasi. Protokol pengobatan umumnya meliputi:
- Operasi bibir dilakukan saat bayi berusia 3 bulan.
- Operasi langit-langit idealnya dilakukan saat anak berusia 1,5 tahun.
Namun, perawatan tidak berhenti pada operasi saja. Anak dengan kelainan ini sering membutuhkan penanganan lanjutan oleh berbagai spesialis seperti dokter gigi, THT, dan psikolog.
Deteksi Dini Kelainan Celah Bibir dan Langit-Langit
Celah bibir dan langit-langit bisa dideteksi sejak dalam kandungan, khususnya melalui pemeriksaan USG kehamilan trimester pertama oleh dokter kandungan. Dengan deteksi dini, orang tua dapat mempersiapkan perawatan yang diperlukan sejak awal.
Apa Penyebab Celah Bibir dan Langit-Langit?
Hingga kini, belum ada penyebab pasti yang diketahui. Namun, para ahli menyimpulkan bahwa celah bibir dan langit-langit terjadi akibat kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Beberapa faktor risiko meliputi:
- Riwayat keluarga dengan celah bibir/langit-langit
- Kekurangan nutrisi selama kehamilan (terutama asam folat)
- Paparan asap rokok dan alkohol
- Obesitas saat hamil
- Konsumsi obat-obatan tanpa pengawasan medis
Menurut drg. Muhammad Syaf, faktor genetik dan lingkungan memiliki kontribusi yang hampir seimbang, masing-masing sekitar 50% dalam kasus kelainan ini.
Komplikasi yang Bisa Terjadi Anak dengan celah bibir dan langit-langit bisa mengalami berbagai masalah, seperti:
- Kesulitan menyusu (karena tidak bisa mengisap dengan baik)
- Gangguan pertumbuhan gigi
- Infeksi telinga dan gangguan pendengaran
- Kesulitan bicara dan berkomunikasi
- Masalah emosional dan sosial akibat penampilan yang berbeda atau perawatan medis berkala
Oleh karena itu, penanganan kondisi ini tidak hanya secara fisik, tetapi juga perlu dukungan psikososial untuk tumbuh kembang anak secara optimal.
Langkah Pencegahan Selama Kehamilan
Meskipun celah bibir dan langit-langit sulit dicegah sepenuhnya, ibu hamil dapat melakukan berbagai langkah untuk menurunkan risikonya:
- Melakukan pemeriksaan genetik jika ada riwayat keluarga
- Rutin menjalani kontrol kehamilan
- Menjalani gaya hidup sehat selama hamil, termasuk:
- Mengonsumsi makanan bergizi seimbang
- Meningkatkan asupan asam folat
- Menghindari rokok dan alkohol
- Tidak menggunakan obat atau suplemen tanpa rekomendasi dokter
- Menjaga berat badan agar tidak mengalami obesitas saat hamil
Kesimpulan
Celah bibir dan langit-langit pada anak adalah kelainan bawaan yang bisa berdampak serius pada kesehatan fisik, mental, dan sosial anak jika tidak ditangani dengan tepat. Deteksi dini selama kehamilan dan penanganan yang menyeluruh sangat penting untuk membantu anak tumbuh dan berkembang dengan optimal.
Jika Anda sedang merencanakan kehamilan atau sedang hamil, pastikan untuk menjalani pemeriksaan rutin dan konsultasi dengan dokter untuk mewujudkan kehamilan sehat bebas risiko.
Ingin tahu lebih banyak tentang kehamilan sehat dan deteksi dini kelainan bawaan? Konsultasikan langsung dengan dokter kandungan dan periksa sejak dini.
Narasumber: drg. Muhammad Syafrudin Hak, Sp.BM(K), MPH, Ph.D – RSAB Harapan Kita
