
TATALAKSANA DIARE PADA ANAK: PANDUAN LENGKAP UNTUK ORANG TUA
Apa Itu Diare pada Anak?
Diare pada anak merupakan salah satu gangguan pencernaan yang paling umum dan sering membuat orang tua khawatir. Kondisi ini ditandai dengan frekuensi buang air besar (BAB) yang lebih sering dari biasanya, dengan konsistensi tinja yang cair. Jika tidak ditangani dengan benar, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang berbahaya bagi anak.
Menurut dr. Syahminar Rachmani, Sp.A, dokter spesialis anak dari RSAB Harapan Kita, diare terjadi saat seseorang mengalami BAB encer lebih dari tiga kali dalam sehari, disertai peningkatan volume tinja. Penyebab diare pada anak dapat bervariasi, mulai dari infeksi virus, bakteri, hingga intoleransi makanan.
Jenis-Jenis Diare Berdasarkan Durasi
Mengetahui jenis diare sangat penting untuk menentukan penanganan yang tepat. Berikut pembagian diare berdasarkan durasinya:
1. Diare Akut
- Berlangsung < 7 hari.
- Penyebab utama: infeksi virus (seperti rotavirus).
- Umumnya sembuh dalam 5–7 hari.
2. Diare Melanjut (Persisten)
- Berlangsung 7–14 hari.
- Penyebab: infeksi kompleks, gangguan enzim, atau kerusakan usus.
3. Diare Kronis
- Berlangsung > 14 hari.
- Bisa disebabkan oleh:
- Penyakit radang usus (Crohn, kolitis ulseratif).
- Intoleransi makanan (laktosa, gluten).
- Gangguan hormon (tiroid, diabetes).
- Efek samping obat-obatan.
5 Langkah Tatalaksana Diare pada Anak
Untuk mengatasi diare secara efektif, dr. Syahminar membagikan lima langkah penting dalam penanganan diare pada anak:
1. Pemberian Cairan Pengganti (Rehidrasi)
Langkah pertama dan paling penting. Berikan oralit yang mengandung elektrolit dan gula untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang. Oralit membantu mencegah dan mengatasi dehidrasi pada anak.
2. Menjaga Asupan Nutrisi
Walaupun anak mengalami diare, nutrisi tetap penting untuk mempercepat penyembuhan. Berikan makanan yang mudah dicerna seperti:
- Bubur lembut
- Pisang matang
- Nasi tim
Pemberian makanan bisa dalam porsi kecil tetapi sering.
3. Suplemen Zink
Zink membantu mempercepat penyembuhan saluran cerna dan memperkuat sistem imun anak. Disarankan memberikan suplemen zink selama 10–14 hari.
4. Penggunaan Antibiotik Bila Diperlukan
Antibiotik tidak selalu dibutuhkan. Hanya diberikan jika penyebab diare adalah infeksi bakteri (dengan gejala seperti demam tinggi, tinja berdarah, nyeri perut). Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan resistensi antibiotik.
5. Peran Aktif Orang Tua
Orang tua berperan penting dalam mencegah dan menangani diare. Edukasi mengenai tanda bahaya diare, cara perawatan di rumah, dan kapan harus membawa anak ke dokter sangat dibutuhkan.
Pentingnya Imunisasi untuk Mencegah Diare
Salah satu cara pencegahan diare yang sangat efektif adalah dengan vaksinasi rotavirus. Vaksin ini membantu sistem imun anak melawan infeksi rotavirus — penyebab utama diare berat pada bayi dan anak-anak. Anak yang sudah divaksinasi memiliki risiko lebih rendah terkena diare parah yang dapat menyebabkan rawat inap.
Kesimpulan
Diare pada anak memang kondisi yang sering terjadi, namun bisa diatasi dengan langkah yang tepat. Mulai dari pemberian cairan, nutrisi, hingga suplemen zink, semua memainkan peran penting. Jangan lupa, imunisasi rotavirus adalah langkah pencegahan yang sangat direkomendasikan. Dengan edukasi dan perhatian yang baik, orang tua bisa membantu anak melewati masa sakit dengan lebih aman dan nyaman.
Narasumber : dr. Syahminar Rachmani, SpA