
Tatalaksana Diare Pada Anak
Mengenal Diare Pada Anak
Diare pada anak adalah kondisi umum yang sering terjadi dan dapat menyebabkan dehidrasi jika tidak ditangani dengan tepat. Ditandai dengan frekuensi buang air besar yang meningkat dan konsistensi cair, diare pada anak perlu mendapatkan perhatian khusus agar si kecil cepat pulih. Artikel ini akan membahas langkah-langkah sederhana dan efektif dalam menangani diare pada anak, mulai dari pemberian cairan, oralit, hingga menjaga asupan nutrisi. Simak informasinya untuk membantu buah hati Anda tetap sehat!
Dokter spesialis anak tim gastrohepatologi anak RSAB Harapan Kita, dr. Syahminar Rachmani, Sp.A menjelaskan Diare adalah kondisi medis di mana seseorang mengalami BAB dengan konsistensi yang lebih encer atau cair lebih dari tiga kali dalam sehari. Selain itu, volume tinja yang keluar juga cenderung lebih banyak daripada biasanya.
“Jadi diare adalah BAB dengan konsistensi yang cair. Dengan konsistensinya lebih dari tiga kali sehari dan volumenya juga banyak” kata dr. Syahminar.
Lebih lanjut dr. Syahminar mengatakan “Kalau penyebabnya infeksi virus, bentuknya lebih cair, volumenya banyak, disertai dengan muntah dan demam yang tidak terlalu tinggi. Kalau infeksi bakteri yang menjadi penyebab diare itu bisa demam sangat tinggi sampai dengan 39 derajat keatas, bentuk tinja berlendir dan berdarah. Kemudian disertai nyeri perut” kata dr. Syahminar
Memahami Jenis Diare Berdasarkan Durasi
Diare akut adalah jenis diare yang paling umum terjadi. Diare ini berlangsung kurang dari 7 hari. Penyebab paling sering dari diare akut adalah infeksi virus, seperti rotavirus. Rotavirus merupakan penyebab utama diare pada bayi dan anak-anak. Gejala diare akut biasanya akan membaik dengan sendirinya dalam waktu 5-7 hari seiring dengan sistem imun tubuh yang berhasil melawan infeksi.
Diare melanjut adalah kondisi di mana diare berlangsung antara 7-14 hari. Diare jenis ini bisa terjadi karena beberapa alasan, antara lain:
- Infeksi yang lebih kompleks: Selain virus, bakteri atau parasit tertentu juga bisa menyebabkan diare yang berlangsung lebih lama.
- Kerusakan pada usus: Infeksi yang parah dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan usus, sehingga mengganggu proses penyerapan nutrisi dan menyebabkan diare berkepanjangan.
- Gangguan enzim: Kerusakan pada usus dapat mengurangi produksi enzim pencernaan, sehingga tubuh kesulitan mencerna makanan dan menyebabkan diare.
Diare kronis adalah kondisi di mana diare berlangsung lebih dari 14 hari. Diare kronis biasanya disebabkan oleh kondisi medis yang lebih serius, seperti:
- Penyakit radang usus: Penyakit Crohn dan colitis ulcerosa adalah dua contoh penyakit radang usus yang dapat menyebabkan diare kronis.
- Intoleransi makanan: Intoleransi terhadap laktosa atau gluten dapat menyebabkan diare kronis.
- Gangguan pada kelenjar endokrin: Penyakit tiroid atau diabetes dapat mempengaruhi pencernaan dan menyebabkan diare.
- Penggunaan obat-obatan tertentu: Beberapa obat, seperti antibiotik dan obat pencahar, dapat menyebabkan diare sebagai efek samping.
Lima Tatalaksana Diare Pada Anak
Diare, terutama pada anak-anak, merupakan kondisi yang sering terjadi. Namun, dengan penanganan yang tepat, diare dapat diatasi dengan cepat dan efektif. Tatalaksana diare terdiri dari beberapa langkah penting yang saling berkaitan. dr. Syahminar menjabarkan tatalaksana diare dalam lima langkah.
Langkah pertama dan paling penting dalam mengatasi diare adalah memberikan cairan pengganti. Cairan yang hilang akibat diare perlu segera diganti untuk mencegah dehidrasi. Cairan oralit merupakan pilihan yang sangat baik karena mengandung komposisi gula, garam, dan mineral yang seimbang untuk mengembalikan cairan dan elektrolit tubuh.
Kedua adalah pentingnya nutrisi. Meskipun anak sedang diare, pemberian nutrisi tetap sangat penting. Nutrisi yang cukup akan membantu mempercepat proses penyembuhan. Makanan yang mudah dicerna seperti bubur, pisang matang, dan nasi tim sangat dianjurkan. Meskipun nafsu makan mungkin berkurang, usahakan untuk memberikan makanan dengan porsi kecil namun lebih sering.
Ketiga merupakan pentingnya perna zink dalam penyembuhan. Zink merupakan mineral penting yang berperan dalam penyembuhan luka pada saluran cerna dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Pemberian suplemen zink selama 10-14 hari dapat mempercepat proses pemulihan.
Keempat, pemberian antibiotik hanya jika diperlukan. Tidak semua diare memerlukan penggunaan antibiotik. Antibiotik hanya diberikan jika diare disebabkan oleh infeksi bakteri. Penggunaan antibiotik yang sembarangan dapat menyebabkan resistensi antibiotik dan justru membahayakan anak.
“Orang tua jangan memaksa dokter untuk memberi antibiotik disaat belum ditemukan indikasi infeksi bakteri. Kalau kita para dokter memberikan antibiotik tanpa indikasi, yang beresiko adalah anaknya sendiri” tegas dr. Syahminar.
Dan yang terakhir tidak kalah penting adalah peran orang tua. Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam pencegahan dan penanganan diare. Dengan memberikan edukasi yang tepat, orang tua dapat mengenali tanda-tanda bahaya diare, memberikan perawatan yang tepat di rumah, dan paham kapan harus membawa anak kerumah sakit.
Peran Imunisasi dalam Mencegah Diare
Salah satu vaksin yang sangat penting dalam mencegah diare adalah vaksin rotavirus. Rotavirus merupakan penyebab utama diare berat pada bayi dan anak-anak. Vaksin rotavirus bekerja dengan cara merangsang sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi yang dapat melawan virus rotavirus. Dengan demikian, anak yang telah divaksinasi akan memiliki perlindungan yang lebih baik terhadap infeksi rotavirus dan risiko mengalami diare berat pun akan berkurang.
Narasumber : dr. Syahminar Rachmani, SpA